Pada
1974, Marga T membuat novel berjudul ‘Badai Pasti Berlalu’, kemudian difilmkan
pada tahun 1977 yang disutradarai oleh Teguh Karya dengan judul yang sama.
Novel dan film ini booming dengan penjualan ribuan eksemplar dan ribuan
penonton. Sebuah kisah yang dikemas apik dengan serangkaian problematika yang
dilalui oleh sang tokoh (Siska) dengan dua tokoh yang menemani alur cerita (Leo
dan Helmi). Novel ini bercerita tentang
kisah cinta segi tiga. Oke, cukup sekian pengenalan sebuah romance klasik yang
perlu pembaca ketahui, bahwa cinta segi tiga itu sudah ada sejak dulunya. Para
penulis angkatan itu kerap mengeksplorasi cerita-cerita romance yang bernuansa
kebudayaan, adat, dan lokalitas. Di Minangkabau juga banyak lahir novel-novel
tentang percintaan seperti Siti Nurbaya, Sengsara Membawa Nikmat, dan
Tenggelamnya Kapal Vanderwicjk.
Saya
tidak mereview novel-novel tersebut, hanya sekadar mengambil judulnya saja
untuk dijadikan sedikit tulisan. Tentunya, sebagai penulis yang sowan ke suhu, bilamana saya memakai
kata yang sudah mereka populerkan sebelumnya, saya ingin mengenalkan bahwa itu
adalah tulisan mereka. Seperti ‘Badai
Pasti Berlalu’ sudah lazim disebut berulangkali oleh orang-orang. Chryse
pun sudah mempopulerkan kata-kata tersebut dalam lagunya ‘Badai Pasti Berlalu.
Sebagai edukasi, saya ingin membuka tulisan ini dengan pengenalan tentang
sesuatu yang sangat berharga yang semoga menambah khazanah pengetahuan kita di
bidang kesusastraan Indonesia.
Dalam
hidup kita selalu ada badai. Badai bila dianalogikan sebagai masalah yang acap
kita temui. Masalah itu bisa dalam bentuk personal (konflik batin) atau dalam
bentuk sosial (hubungan dengan orang lain). Tentunya, kita tidak akan terlepas
dari masalah-masalah yang kita temui dalam kehidupan ini. Tapi, kita harus menanamkan
keyakinan yang kuat, bahwa bagaimana pun badai yang kita hadapi, pasti akan
berlalu juga.
Kita
hanya perlu menjalani kehadiran badai tersebut dengan tenang dan berusaha untuk
melewatinya dengan sabar. Bagaimana pun beratnya masalah yang kita lalui, kita
harus tetap tenang agar kita bisa menyelamatkan keadaan kehidupan kita. Jika
masalah yang kita hadapi kemudian kita respon dengan sikap yang tidak tepat,
justru akan menambah masalah baru yang juga akan menyulitkan kehidupan kita.
Sikap yang tenang dan sabar dapat memberikan solusi terbaik dalam
masalah-masalah yang kita hadapi itu.
Kita
bisa belajar dari masalah. Belajar menjadi kuat dan tumbuh. Belajar menjadi
hebat dan terlatih. Tidak ada masalah yang kita hadapi kecuali mendatangkan
hikmah dan berkah. Kita hanya perlu meyakini bahwa masalah-masalah itu tentunya
datang untuk menguji kemampuan kita dan melihat kesungguhan kita dalam
menjalani kehidupan ini. Apakah kita layak menjadi pemenang atau justru menjadi
pecundang.
Dalam
menghadapi masalah kehidupan, kita bisa mengambil pelajaran. Jika kita pernah
salah terhadap orang lain, kita bisa memperbaikinya untuk ke depannya. Jika
kita pernah lalai dengan diri sendiri, kita bisa memberikan perhatian terhadap
impian yang kita dekap selama ini. Jika kini kamu sedang ada masalah,
percayalah nanti pasti akan selesai. Jangan gegabah saat-saat berat yang kita
lalui. Serahkan diri pada Sang Maha Pengatur kehidupan ini, ada Dia yang selalu
melihat dan memberikan jalan keluar dari setiap masalah dan kesulitan hidup.
Keep
strong and smile.
Acet
Asrival
Posting Komentar
Posting Komentar