Air
adalah sumber kehidupan. Semua yang ada di muka bumi ini Allah ciptakan dari
air, sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-Anbiya ayat 30:
وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ
أَفَلا يُؤْمِنُونَ
“Dan
Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka
tidak beriman?”
Air
bersumber dari dua arah, pertama dari hujan yang diturunkan Allah, seperti
dalam surah Qaf ayat 9, “Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh keberkahan,
lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang
diketam.” Yang kedua, air yang bersumber dari mata air yang ada dalam tanah,
sebagaimana Allah gambarkan dalam Surah Al-Mu’minun ayat 18, “Dan Kami turunkan
air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di
bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.”
Dari
beberapa ayat di atas, dapat kita ambil pelajaran bahwa air adalah salah satu
karunia yang besar dari Allah. Air adalah seumber kehidupan yang daripadanya
tumbuh tanaman, pepohonan, hewan, dan semua makhluk di muka bumi ini termasuk
juga manusia. Manusia adalah makhluk yang diciptakan dari unsur air, kendati
penciptaan manusia Allah sebutkan adalah dari tanah, tapi tanah juga mengandung
unsur air. Di dalam tanah tersimpan air. Seperti firman Allah dalam Surah
Al-Furqan ayat 54, “Dan Dia (pula)
yang menciptakan manusia dari air lalu dia jadikan manusia itu (punya)
keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.”
Sekarang marilah
sejenak kita renungkan tentang air tersebut, sebagai sebuah filosofi hidup yang
harus kita terapkan dalam kehidupan ini.
Sifat
air adalah bergerak dan mengalir. Bergerak untuk terus mencapai muara, mengalir
mengikuti arus membawanya pada muara yang tenang. Kehidupan manusia juga
semestinya demikian. Dalam menjalani hidup, ia dituntut untuk bergerak. Apakah
untuk menjalani aktivitas jasmani atau bergerak dalam mencari kebutuhan hidup.
Pergerakan itulah yang akan melangsungkan kehidupan manusia sesuai dengan misi
keberadaan mereka di bumi. Manusia juga semestinya mengalir mengikuti arusnya.
Arus kehidupan manusia sudah Allah tentukan dan Allah beritahu pada manusia
melalui firman-Nya yang termaktub dalam kitab suci Al-Qur'an. Jika ingin
mencapai muara yang tenang الْمُطْمَئِنَّةُ sudah sepatutnya manusia mengikuti
arus tersebut agar mencapai ketenangan ketika kembali ke haribaan Tuhan.
Sebagaimana Allah memanggil mereka dengan panggilan "Wahai jiwa yang
tenang!"
Bergeraklah
untuk terus hidup. Carilah karunia Allah di muka bumi dengan cara yang baik dan
halal. Mengalirlah sesuai tuntunan yang telah Allah tetapkan, agar ketika
kembali dalam keadaan tenang, seperti air yang sampai menuju muara.
Sifat
air juga mencari tempat yang rendah. Dari tempat rendah itulah ia mampu
menjalani kehidupannya dengan sempurna sampai ke muaranya. Sejatinya, kita juga
demikian. Tak lah pantas dalam kehidupan ini merasa tinggi dan selalu ingin
berada di atas orang lain. Kita berasal dari air dan semestinya mengikuti sifat
air yang mencari tempat rendah untuk tetap hidup dengan sempurna. Jika
diberikan kelebihan dibanding orang lain, syukurilah itu, sebagai sebuah
karunia Tuhan untuk kita. Jangan pula karena kelebihan itu menjadikan kita
tinggi hati dan memandang orang lain rendah. Tetaplah seperti air, kadang ia
jatuh dari langit tapi tetap menyatu dengan bumi. Di bumi itu tempat
makhluk-makhluk lemah dan membutuhkan orang lain.
Dariku,
sahabatmu-
Acet
Asrival
Posting Komentar
Posting Komentar